Selasa, 10 Mei 2011

MATERI PELAJARAN PRODUKTIF AP

MACAM-MACAM SURAT DINAS

Surat dinas ditulis untuk keperluan komunikasi antara kantor yang satu dan kantor yang lain atau antarorganisasi. Surat dinas dibuat oleh seseorang yang berkedudukan sebagai pejabat instansi pemerintah sehingga surat ini disebut juga surat jabatan.
Sebuah surat dinas dapat juga disebut surat resmi karena dikeluarkan oleh instansi resmi pemerintah atau bukan swasta. Namun, surat resmi belum tentu dapat disebut sebagai surat dinas.
Menulis surat dinas tentu berbeda dengan menulis kedua jenis surat yang lain yaitu surat pribadi dan surat niaga. Menulis surat dinas harus mengikuti aturan tertentu mengenai sistematika, isi, dan bahasa surat.

Syarat sebuah surat dinas:

Format dan bentuk surat menarik, yaitu tempat teratur dan tidak diletakkan seenaknya, isi tidak terlalu panjang, yaitu langsung pada sasaran dan tidak bertele-tele, bahasa harus jelas, padat, baku, umum, yaitu harus komunikatif, sopan, mudah dipahami, simpatik, dan tidak menyinggung perasaan penerima, harus bersih dan menggambarkan citra pengirimnya.
Jenis surat dinas seperti surat undangan rapat, surat edaran, surat permohonan, surat penolakan, surat tugas, surat perintah, surat pemberitahuan, dan surat panggilan.

a. Surat Undangan Rapat Dinas

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-ix0X0BP9IKebAoR4kt43FtMexEvrMCtTVIr4Ro1HkKnR9DeNr9b7UDNCm1oQ2RN8TdVxk9Ymu4cU3_NxWp6lZ380zo8Z3TdiMC-B3z-h5GzgmGXcqr1tbvL9MlAcYt8gypn4x11DxYrl/s400/image4.jpg
b. Surat Permohonan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6aBHbHTPd9xQjdvDbhFMYFMmia6sA8hyVuh8ZapuKiNBWJO2PThcdU42SZgRwV3k6Xigf-RJ32P4f55mpDV5lWMMW4HK313MXk8rS_3az4xGeZClptJomGGxCm0yXBCy60toc7htAV48f/s400/image5.jpg
c. Surat Edaran
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgK8jX23lXrTqQMagkZvA6qdhzev4ZdZGYaXLDdRGreKT0M-8juy3cEYoCpIWaVv4keakOQfE6lbCdgmCUcThNMKrx_M2TMHoFUmR6vKq5pyX7qwFaorLa6SDbYsyuUuLW0KcuKx4gyprvp/s400/image6.jpg


SISTEMATIKA SURAT
Anda telah mengetahui bahwa surat dinas berbeda dengan surat pribadi. Salah satu perbedaannya terletak pada sistematika surat. Berikut ini adalah sistematika surat dinas dan contoh surat dinas serta sistematikanya.


1. kepala surat
2. tanggal surat
3. nomor surat
4. lampiran
5. hal/perihal
6. alamat yang dituju
7. alinea pembuka
8. alinea isi
9. alinea penutup
10. identitas penulis surat
11. pengesahan pihak berwenang
12. tembusan

Cara Penulisan Sistematika Surat Dinas
1. Kepala Surat
Disebut kepala surat karena letaknya berada di bagian paling atas dari sistematika surat dinas. Biasanya memuat nama instansi/organisasi, alamat, nomor telepon, faks, kode pos dan logo (jika ada) yang ditulis di tengah-tengah bagian kertas.
2. Tanggal Surat
Tanggal surat tidak didahului dengan nama kota karena informasi tentang nama kota sudah tercantum di dalam kepala surat. Tanggal surat harus ditulis dengan lengkap mencakup tanggal, bulan, dan tahun.
3. Nomor Surat
Nomor surat untuk setiap instansi/organisasi berbeda-beda sesuai dengan ciri/identitas kantor tersebut. Umumnya memuat nomor surat keluar, singkatan nama instansi/organisasi, bulan, dan tahun.
4. Lampiran
Penulisan kata lampiran harus ditulis dengan lengkap. Namun, jika sebuah surat tidak memiliki lampiran maka kata lampiran tidak perlu ditulis.
5. Hal
Hal berisi topik sebuah surat, seperti undangan, permohonan, dan edaran. Penulisan hal tidak disingkat karena bukan singkatan.
6. Alamat yang dituju
Alamat surat memakai singkatan Yth. tidak perlu lagi memakai kata Kepada karena merupakan sapaan tertulis terhadap orang yang dituju. Selain itu, setiap bagian alamat surat tidak diakhiri dengan tanda baca apapun.
7. Alinea pembuka
Alinea pembuka biasanya didahului dengan salam pembuka, seperti dengan hormat atau assalamu ‘alaikum wr. wb. Alinea pembuka diakhiri dengan tanda koma. Untuk alinea pembuka, disesuaikan dengan isi atau hal surat.
8. Alinea isi
Alinea isi berisi inti surat yang disampaikan. Isi surat dinas harus jelas, efektif, bahasanya lugas, dan tidak bertele-tele.
9. Alinea penutup
Alinea penutup merupakan simpulan isi surat, biasanya berupa harapan, penegasan, atau ucapan terima kasih. Penutup surat sebaiknya langsung menyapa si penerima surat dengan ucapan Saudara, Bapak, atau Anda. Setelah alinea penutup, diakhiri dengan salam penutup yang disesuaikan dengan salam pembuka.
10. Identitas penulis surat
Identitas penulis harus dicantumkan sebagai pertanggungjawaban penulis/pengirim surat. Umumnya memuat nama instansi, nama pejabat, nama jabatan, dan Nomor Induk Pegawai (NIP).
11. Pengesahan pejabat berwenang
Pengesahan ini berisi tanda tangan penanggung jawab surat dan cap instansi/organisasi.
12. Tembusan
Pencantuman tembusan berarti bahwa surat tersebut juga dikirimkan kepada nama yang tertera di sana agar nama tersebut mengetahui perihal surat tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar